24/01/2018

Sajak Rindu Untuk Sang Pencipta ku

Sajak Rindu Untuk Sang Pencipta ku
Pernah terbesit rasa hati ini ingin melangkah ke depan menjadi manusia yang lebih baik di hadapan Sang Pencipta kelak. Menjadi pribadi yang mandiri dan jauh dari segala kemaksiatan duniawi. Jauh dari segala hal yang berbau dosa. Akan tetapi masih banyak berbagai macam jenis dan sifat manusia di luar sana yang masih jauh dari kata menyadari.

Tuhan, andai saja aku bisa memilih. Maka aku akan memilih mejadi manusia yang selalu di alur jalan kebaikan. Yang selalu mengingat namamu dalam hati dan batin ini bukan hanya dalam ucapan semu saja. Tuhan izinkan aku untuk merasakan rindu yang benar-benar rindu kepadamu. Sungguh aku kangen rasa itu, selalu ada Engkau di pikiran ini di hati ini bahkan di setiap lekuk tubuh ini.

Mentari pagi ini mungkin akan terlihat cerah untuk di lihat, mengundang sejuta rasa yang terimpan erat di lubuk hati ini. Rasa akan ingin hadirnya dirimu di hati yang beku ini yang selalu dalam kebimbangan batin. Tak hayal aku yang selalu dalam kegelisahan.

Sampai detik kali ini, tak ayal sudah berapa langkah ku menuju dalam pintu maksiat pintu dosa yang tak terlihat. Sadar mungkin aku tidak dalam kondisi tersadarkan. Semu atau hanya kiasan semu semua rasa yang ada di dalam batin dan pikiran ini. Hingga aku tak mampu untuk sedikit mengontrolnya.

Senja sore selalu menjemput pagi untuk meninggalkan sedikit gelisah ini, tapi sebenarnya itu hanya sementara. Karena masih ada pagi di belahan dunia lain sana, masih ada segala aktifitas yang terlakukan oleh sebagian manusia. Di sini hari mulai gelap di tinnggalnya cahaya sinar sang surya, akan tetapi sinar-sinar lampu itu serasa ingin menggantikan sinar abadimu.

To be continued...

No comments :

Post a Comment